Dulu, saat aku masih menyandang seorang siswa di sekolah menengah, aku fikir ketika kita berkumpul dengan orang baik tentu didalamnya semua orang baik, melakukan hal-hal baik, membuat sesuatu ke masyarakat dengan hal-hal baik dan semuanya yang baik-baik yang tidak di lakukan orang jahat.
Tapi sekarang semuanya berubah, ternyata baik dan jahatnya manusia itu relatif dan melihat situasi juga keadaan yang tentunya mendukung kegiatan baik atau jahatnya tindakan disetiap tempat itu, anehnya orang baik terlalu menganggap dirinya baik, dan orang yang dianggap jahat belum tentu menganggap dirinya juga jahat.
Beberapa bulan lalu, aku bertemu dengan orang yang dari awal aku anggap cukup baik dan aku rasa bisa untuk menjadi teman yang bisa aku percaya, tentu bukan sembarang orang, orang ini yang mengerti tentang ilmu agama, yang jika kalau kita melihat orang yang mengerti tentang agama, tentu fikiran kita menganggap dia baik.
Terkadang aku bertanya dalam hati, apakah semua orang itu punya topengnya masing-masing, kalau semuanya punya, berarti aku juga ga terlepas dari itu.
Lalu, apakah orang jahat itu tidak pernah baik? makanya selalu di anggap jahat dan tidak pernah berbuat baik?
Lantas fikirkan itu yang mengantarkanku kemasa lalu yang mungkin aku pernah mengalaminya sendiri, yang dimana aku melihat disekelilingku.
Balik ke temanku yang tentunya mengerti dengan agama itu, tidak menyalahkan hanya saja mungkin kita bisa mengambil beberapa pelajaran yang mungkin disampaikan melalui perantaranya itu ya beliau.
Jadi begini, pernah temanku itu berkata.
"Kenapa ya, dia begitu?"
"Maksudnya?, tanyaku"
"Kemarin ada kerjaan bareng dia, dia berkata ini kerjaan terima kasih, dan tidak ada ongkos dalam kerjaan ini, dan ternyata usut punya usut, ada ongkos dalam kerjaan itu yang diberikan ke dia, tapi dia diam-diam saja"
"Lah, terus gimana?, tanyaku kembali"
"Ya sudahlah, mungkin itu rezeki dia, kita coba ikhlas saja"
Ini sepenggal cerita yang pernah kami bahas sudah cukup lama sekali, dan tentu ini aku masih ingat sekali kapan dan dimana cerita ini diceritakan, karena ini salah satu hal yang harus aku hindari dalam pekerjaan yang aku rasa tidak adil.
Hal ini jugalah yang membuat aku percaya, oh ternya ini orang baik, buktinya dia mau ikhlas yang kerjaannya aja ga dibayarkan sebelumnya.
Singkat cerita, sudah beberapa tahun aku mengerjakan kerjaan dia yang katanya membantu dia dan dia juga tidak diberikan ongkos dalam kerjaan itu, ya sebagai kawan aku sih percaya saja, karena juga aku sudah percaya dengan dia yang latar belakangnya sudah aku kasi tau di awal cerita ini, tentu beberapa bulan lalu aku kaget dengan kenyataan yang tentunya aku ga habis fikir dengan apa yang terjadi.
Jadi, ternyata selama ini kerjaan yang aku bantu itu ada ongkosnya, dan tentunya dia ngelakuin hal yang sama dengan yang dia keluhkan dahulunya kepadaku, dalam hati langsung bertanya, apakah semua orang seperti ini ujungnya, menceritakan keburukan orang lain, padahal dia juga seperti itu, ini tentu berbanding terbalik dengan temanku yang di anggap jahat sama orang lain, ternyata baiknya mengalahkan orang baik.
Dari sini aku fahami, ternyata kita sebagai orang, harus lebih menyadari tentang apa yang kita lakukan dan yang kita buat, terkadang kita tidak sadar apa yang kita tidak suka dari orang lain, ternyata kita sendiri mempunyai hal yang tidak kita sukai itu di diri kita, penting disini untuk memilih dan memilah teman.
Dimana ketika kita ingin menceritakan sesuatu mungkin kita bisa lebih memahami diri kita sendiri, apakah kita sama seperti mereka, dan ketika kita tidak merasa dirikita seperti mereka ada baiknya kita diam dalam hal menceritakan keburukan orang lain untuk kebaikan diri kita sendiri.
hmmm
ReplyDelete